Jakarta (24/01)--- Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian Kemenko PMK terhadap masalah kepemudaan di tahun 2018 salah satunya akan fokus pada masalah organisasi kepemudaaan, mulai dari regulasi, kebijakan hingga standarisasi organisasi. “Kami selalu berpikir bagaimana mengembangkan organisasi kepemudaan dengan optimal. Apakah cukup hanya dengan fasilitasi pemerintah, melindunginya dengan regulasi? Apakah perlu keterlibatan swasta untuk pengembangan organisasi kepemudaan ini? dan sebagainya,” papar Asisten Deputi Kepemudaan pada Kedeputian bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK, Alfredo Sani Fenat, dalam pembukaan dan arahannya saat rapat koordinasi teknis program bidang pengembangan pemuda, siang tadi di ruang rapat lt.2 gedung Kemenko PMK, Jakarta. Rakornis dihadiri oleh para asisten deputi di lingkup Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora dan Badan Pusat Statistik. Rakornis program pengembangan kepemudaan ini selain membahas evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan pemuda di tahun 2017, juga membahas program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2018.
Para asisten deputi dari Kemenpora RI, masing-masing diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil kerjanya pada tahun 2017. Terdapat beberapa program unggulan Kemenpora yang diketahui akan terus berlanjut. Dengan mengedepankan prinsip kepeloporan, kepemimpinan, dan kesukarelaan, misalnya, Program Pemuda Mandiri Pedesaan (PPMD) yang telah berakhir pada Desember 2017 lalu di 10 provinsi dan diikuti oleh sekitar 1500 pemuda. Untuk tahun 2018, PPMD akan dilaksanakan di 24 provinsi lainnya dengan hanya melibatkan 1000 pemuda saja akibat keterbatasan anggaran. “Manfaat program ini sangat jelas, pemuda tidak hanya jadi tukang kritik aparat desa tetapi sekarang mereka sudah menjadi mitra pemerintahan di desa-desa dalam membangun daerahnya. PPMD telah memperbaiki mental kepemimpinan dan kapasitas pemuda-pemuda kita,” ungkap Asisten Deputi Kepemimpinan dan Kepeloporan Kemenpora.
Di tahun 2018 ini, Kemenpora juga tengah bersiap mencetak ribuan pemuda wirausahawan baru dengan terlebih dulu membuat semacam direktori tentang peluang dan calon pelaku wirausaha yang akan dibantu dalam program Wirausaha Muda Pemula (WMP). Bantuan yang akan diberikan, menurut Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda, Ponijan, mulai dari pelatihan, magang, permodalan, bimbingan, bahkan pemasaran produk. “Di tahun 2017, Kemenpora bekerja sama dengan UGM dalam rangka menjaring sosiopreneur baru sebagai peluang wirausaha baru untuk pemuda dan yang sudah berhasil terjaring sekitar 600 sosiopreneur baru, sudah berkiprah membantu perekenomian masyarakat,” kata Ponijan lagi.
Program dan Kegiatan lain yang akan dilaksanakan di tahun 2018 oleh Kemenpora sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan tahun 2017, antara lain pemberian bantuan organisasi kepemudaan; bantuan fasiliasi Kota Layak Pemuda; Beasiswa Pascasarjana untuk pimpinan organisasi kepemudaan; program magan di luar negeri; pelatihan E-commerce; kegiatan Asian Youth Day; pelatihan Pemuda Anti Narkoba; Pemuda Pelopor Masjid. Di tahun 2018 ini akan diupayakan pula pembangunan Bank Musik, pelaksanaan Kirab Remaja dan Peringatan Sumpah Pemuda yang thema acaranya masih dalam pembahasan. (IN)
Kategori: