Foto :
- Dwi Prasetya
Jakarta (13/2) - Pancasila adalah landasan yang sangat fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Namun, kini, di tengah meluasnya paham radikalisme, nilai-nilai Pancasila mulai pudar. Paham radikalisme muncul salah satunya karena lunturnya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila. Terkait dengan hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, hari ini, bertemu dengan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri.
Menurut Megawati, saat ini nilai-nilai Pancasila sudah tidak lagi dijalankan seperti yang semula dicita-citakan oleh para founding fathers di awal berdirinya Pancasila. Tindak radikalisme meluas terjadi, bahkan ada oknum-oknum yang ingin meninggalkan Pancasila dan mendirikan negara khilafah.
Tindak intoleransi juga terjadi pada dunia pendidikan. Banyak anak-anak yang menolak berteman dengan mereka yang berbeda agama, bahkan memusuhi temannya yang berbeda agama dengan mereka. "Meluasnya sikap intoleransi dan tindak radikalisme itu disebabkan oleh runtuhnya nilai-nilai Pancasila," ungkap Megawati. Oleh karenanya, dalam kesempatan tersebut, ia meminta agar kementerian dan lembaga saling bersinergi bersama dengan BPIP untuk menegakkan kembali Pancasila sebagai dasar negara.
Sementara itu, Muhadjir memaparkan, di dalam bidang pendidikan, perubahan mata pelajaran dari PMP ke PPKN tidak hanya sekedar nama. Konten dalam pelajaran pun berubah. Mata pelajaran PPKN dirumuskan menjadi mata pelajaran penanaman nilai Pancasila.
Ia mengusulkan, sebaiknya Pancasila dan nilai-nilainya sudah sejak kecil, bahkan dari PAUD, diajarkan, dari hal-hal sederhana seperti permainan dan lagu, sehingga menurutnya, sejak anak-anak hingga dewasa, mereka bertindak-tanduk dengan berpedoman pada nilai-nilai Pancasila.
"Saya berharap, BPIP menjadi pengendali dan pengontrol ketika terjadi penyimpangan-penyimpangan nilai Pancasila, termasuk ketimpangan dan nilai-nilai tidak terpuji yang dilakukan para pejabat", tegas Muhadjir.
Kunci dari Pancasila adalah nilai, sesuatu yang dianggap adi luhung dan sempurna. Nilai benar salah, baik buruk, indah dan tidak indah, bagaimana saling menghargai antara satu orang yang berbeda suku dan agama, yang mana hal tersebut ujungnya adalah gotong royong. Maknanya adalah persatuan dan kesatuan.
"Kami berkomitmen untuk mendarahdagingkan Pancasila sesuai tupoksi Kemenko PMK. Pancasila tidak mungkin menjadi satu tafsir tunggal. Penafsiran pribadi jangan sampai mengalahkan kesepakatan kolektif.
Menanamkan nilai Pancasila tidak bisa hanya di verbal saja, tapi juga harus ditanamkan di kepala dan juga di hati, tambahnya lagi", tambahnya lagi.
Hadir pula dalam pertemuan ini Menteri Sosial Juliari Batubara, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga, Kepala BNPB Doni Monardo, Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid, Seskemenko PMK Y. B. Satya Sananugraha dan seluruh Deputi di lingkup Kemenko PMK, dan Dewan Pengarah BPIP.
Kategori:
Reporter:
- Olivia Christine P
Editor:
- Puput Mutiara